Daftar Saham Syariah 2016

Pada tahun 2016, pasar saham syariah terus menunjukkan pertumbuhan yang positif. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, semakin banyak perusahaan yang beralih ke pasar saham syariah. Bagi investor yang ingin berinvestasi dalam saham syariah, berikut adalah daftar saham syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016.

1. Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Astra Agro Lestari Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Saham AALI menyatakan syariah karena tidak terdapat unsur riba dalam operasional perusahaan dan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah. Pada tahun 2016, harga saham AALI mencapai puncak tertinggi di level Rp 25.200.

2. Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)

Bank Danamon Indonesia Tbk adalah bank swasta terbesar kedua di Indonesia. Saham BDMN menyatakan syariah karena telah memenuhi kriteria keuangan dan bisnis yang sesuai dengan prinsip syariah. Pada tahun 2016, harga saham BDMN mencapai puncak tertinggi di level Rp 4.300.

3. Bank Syariah Mandiri (BSMD)

Bank Syariah Mandiri merupakan bank yang sepenuhnya berbasis syariah dan merupakan anak perusahaan dari Bank Mandiri. Saham BSMD dinyatakan syariah karena telah memenuhi kriteria keuangan dan bisnis yang sesuai dengan prinsip syariah. Pada tahun 2016, harga saham BSMD mencapai puncak tertinggi di level Rp 1.330.

4. Gudang Garam Tbk (GGRM)

Gudang Garam Tbk merupakan perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia. Saham GGRM menyatakan syariah karena tidak terdapat unsur riba dalam operasional perusahaan dan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah. Pada tahun 2016, harga saham GGRM mencapai puncak tertinggi di level Rp 67.000.

5. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan perusahaan semen terbesar kedua di Indonesia. Saham INTP menyatakan syariah karena tidak terdapat unsur riba dalam operasional perusahaan dan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah. Pada tahun 2016, harga saham INTP mencapai puncak tertinggi di level Rp 18.800.

6. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah produsen makanan terbesar di Indonesia. Saham ICBP dinyatakan syariah karena tidak terdapat unsur riba dalam operasional perusahaan dan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah.

7. Kalbe Farma Tbk (KLBF)

Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Saham KLBF dinyatakan syariah karena tidak terdapat unsur riba dalam operasional perusahaan dan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah. Pada tahun 2016, harga saham KLBF mencapai puncak tertinggi di level Rp 1.895.

8. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Saham TLKM dinyatakan syariah karena telah memenuhi kriteria keuangan dan bisnis yang sesuai dengan prinsip syariah. Pada tahun 2016, harga saham TLKM mencapai puncak tertinggi di level Rp 4.750.

9. Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan konsumen terbesar di Indonesia yang menghasilkan produk-produk kecantikan dan perawatan pribadi, makanan dan minuman, serta pembersih rumah tangga. Saham UNVR dinyatakan syariah karena tidak terdapat unsur riba dalam operasional perusahaan dan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah. Pada tahun 2016, harga saham UNVR mencapai puncak tertinggi di level Rp 46.250.

10. Wijaya Karya Tbk (WIKA)

Wijaya Karya Tbk merupakan perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia yang menghasilkan berbagai produk konstruksi seperti gedung, jalan, dan jembatan. Saham WIKA dinyatakan syariah karena tidak terdapat unsur riba dalam operasional perusahaan dan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah. Pada tahun 2016, harga saham WIKA mencapai puncak tertinggi di level Rp 2.650.

Investasi pada saham syariah memiliki beberapa keuntungan membandingkan dengan saham konvensional. Pertama, investasi pada saham syariah dipandang sebagai bentuk investasi yang lebih etis dan bertanggung jawab. Kedua, saham syariah memiliki risiko yang lebih rendah karena perusahaan yang terdaftar di bursa saham syariah harus mematuhi prinsip-prinsip syariah yang ketat. Ketiga, pasar saham syariah memiliki potensi pertumbuhan yang besar karena semakin banyak investor yang sadar akan pentingnya investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Kesimpulan

seperti investasi pada saham konvensional, investasi pada saham syariah juga memiliki risiko. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi pada saham syariah, investor perlu mempelajari karakteristik perusahaan yang menawarkan dan memahami prinsip-prinsip syariah yang memegang oleh perusahaan tersebut.

Dalam mengambil keputusan investasi, investor juga perlu mempertimbangkan faktor fundamental dan teknikal yang dapat mempengaruhi kinerja saham syariah yang memilih. Faktor fundamental seperti pertumbuhan laba, rasio utang terhadap ekuitas, serta prospek bisnis perusahaan, dapat menjadi pertimbangan dalam memilih saham syariah yang menarik. Selain itu, faktor teknikal seperti grafik harga saham, volume perdagangan, serta indikator teknikal seperti moving average, dapat membantu investor dalam menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham syariah.

Perlu mengingat bahwa investasi pada saham syariah juga memiliki risiko yang harus mempertimbangkan dengan baik. Meskipun saham syariah menganggap memiliki risiko yang lebih rendah membandingkan dengan saham konvensional, namun risiko tersebut tetap ada. Selain risiko pasar seperti fluktuasi harga saham yang tidak dapat memprediksi, saham syariah juga dapat mengalami risiko bisnis seperti kegagalan manajemen perusahaan atau persaingan yang ketat dengan pesaing lain.